Breaking News

11 Kasus HIV/AIDS di Selayar Hingga Agustus 2025


SATULAYAR.COM
- Jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kepulauan Selayar dari bulan Januari hingga Agustus 2025 berjumlah 11 orang. Sementara total kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai 1.214 orang. 

Dari angka tersebut, ada 572 kasus muncul dari praktik menyimpang seks sesama pria. Kota Makassar menjadi daerah dengan penularan paling tinggi dengan 563 kasus hingga Agustus 2025. Hal itu dipengaruhi dari tingginya populasi di Kota Makassar sehingga penyebaran penyakit juga tinggi.

"LSL (Lelaki Seks Lelaki) paling banyak. Itu ada 572 dari total kasus yang ada itu 1.214 kasus. Jumlah kematian ODHIV (orang dengan HIV) sebanyak 394 tahun 2025," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, Ishaq Iskandar, Kamis (18/9/2025).

Ishaq mengaku belum mengetahui mengapa gejala LSL marak di Sulsel. Ia pun mendorong ada penelitian untuk mengungkap hal tersebut demi memutus persoalan menyimpang itu. Dengan penelitian, tentu bisa mengungkap akar persoalan tersebut. Apakah dipengaruhi dari gaya hidup atau hal lain.

"Jadi apakah sudah menjadi life style atau tradisi di lingkungan mereka, sehingga di kelompok-kelompok tertentu ada begitu. Faktor sosial dalam lingkungan aktivitas itu juga perlu dipertimbangkan. Contoh di tempat gym dan seterusnya," terangnya.

Ishaq mengaku Dinkes Sulsel terus berupaya menekan laju penularan dengan aktif melakukan sosialisasi HIV dengan sasaran utama kelompok usia muda dan pada populasi kunci. Termasuk melakukan kombinasi pencegahan dengan skrining dan pengobatan IMS, alat suntik steril, dan terapi rumatan metadon.

"Kita juga pelibatan lintas program dan lintas sektor dalam penanggulangan HIV sesuai dengan tupoksi masing-masing dan penyediaan fasyankes yang mampu testing dan treatmen di 24 kabupaten kota," ungkapnya.

Dinkes Sulsel pun mengimbau agar pengidap HIV/AIDS tetap minum obat antiretroviral (ARV). Menurut Ishaq, obat ini adalah kunci untuk menekan jumlah virus dalam tubuh, menjaga daya tahan tubuh tetap kuat, dan mencegah infeksi lain.

"Jangan putus obat. Menghentikan atau tidak teratur minum obat bisa membuat virus resisten, sehingga pengobatan lebih sulit dan kondisi kesehatan bisa menurun," jelasnya.

Termasuk melakukan kontrol rutin di layanan kesehatan. Pemeriksaan berkala diyakini membantu memantau kondisi tubuh, efek samping obat, dan memastikan pengobatan berjalan baik.

"Dukungan keluarga dan lingkungan juga sangat penting. Jangan sungkan untuk mencari dukungan dari keluarga, tenaga kesehatan, maupun kelompok sebaya agar lebih kuat menghadapi tantangan," pungkasnya.

Adapun 1.214 Kasus HIV di Sulsel Januari-Agustus 2025, sebagai berikut ; Kota Makassar (563), Kabupaten Gowa (119), Kota Palopo (79), Kabupaten Bone (46), Kabupaten Toraja Utara (42), Kota Parepare (41), Kabupaten Pinrang (33), Kabupaten Sidrap (32), Kabupaten Bulukumba (30). 

Selanjutnya, Kabupaten Jeneponto (30), Kabupaten Takalar (25), Kabupaten Luwu (22), Kabupaten Tana Toraja (22), Kabupaten Luwu Timur (19), Kabupaten Wajo (16), Kabupaten Bantaeng (13). 

Kemudian, Kabupaten Sinjai (13), Kabupaten Soppeng (12), Kabupaten Maros (12), Kabupaten Barru (10), Kabupaten Kepulauan Selayar (11), Kabupaten Pangkep (9), Kabupaten Luwu Utara (8), Kabupaten Enrekang. 

Sementara, jumlah meninggal dunia berjumlah 394 orang. 

Berdasarkan Jenis Kelamin Pengidap HIV

Laki-laki 74%

Perempuan 26%

Berdasarkan Golongan Umur

25-49 tahun 51%

15-24 tahun 37%

>50 tahun 5%

Berdasarkan Faktor Risiko

1. Lelaki Seks Lelaki 572 kasus

2. Populasi Umum 200 kasus

3. Penyakit TB 162 kasus

4. Pelanggan PS 59 kasus

5. Ibu Hamil 54 kasus

6. Pasangan ODHIV 52 kasus

7. Waria 42 kasus

8. WPS 22 kasus (*) 

© Copyright 2025 - SATULAYAR.COM | JELAJAH BERITA TERKINI