SATULAYAR.COM - Ketua DPD APDESI Sulsel, Sri Rahayu Usmi, dianggap sebagai biang kerok terjadinya polemik Musyawarah Cabang (Muscab) ke-III Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kepulauan Selayar.
Seperti diketahui, selain pelaksanaan Muscab ke-III APDESI Selayar yang dianggap cacat prosedur oleh pemerhati pembangunan desa karena tidak dilaksanakannya pleno kedua dalam forum tersebut, juga menyisakan bengkalaian utang catering.
Hal itu diketahui, tiga hari pasca pelaksanaan melalui unggahan salah seorang penyedia konsumsi kegiatan tersebut, viral di media sosial. Ia menyampaikan keluhannya karena belum menerima pelunasan pembayaran konsumsi untuk para peserta Muscab.
"Wahai para kepala desa, tolong bayar itu uang nasi dan snack, karena tidak ada makan gratis untuk kepala desa," tulis Ahmad Meisar dalam unggahannya disalah satu grup Facebook di Selayar, pada Kamis (3/7/2025).
Namun, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun postingan tersebut sudah dihapus oleh pemosting usai bengkalaian tersebut terselesaikan.
Usut punya usut, dari berbagai sumber yang berhasil dikonfirmasi ternyata bengkalaian utang catering tersebut disebabkan oleh adanya permintaan dari Ketua DPD APDESI Sulsel yang meminta setoran senilai Rp.10 juta agar pihak DPD APDESI Sulsel mau menghadiri kegiatan Muscab DPC APDESI Selayar.
Informasi lainnya, setoran tersebut diminta karena Ketua DPD APDESI Sulsel ingin menjadi penyedia baju atau seragam pelantikan, sementara dana yang diserahkan tersebut merupakan dana dari kontribusi para Kepala Desa yang notabene untuk digunakan pada kegiatan Muscab ke-III DPC APDESI Selayar.
Menanggapi hal itu, Pemerhati Pembangunan Desa, Arqam Ramadhan, kepada satulayar.com pada Minggu (6/7/2205) menyayangkan hal tersebut. Dia mengatakan seharusnya Ketua APDESI Sulsel bisa lebih bijak dan tidak melakukan permintaan-perminataan seperti itu.
"Ini kan, DPC APDESI Selayar baru Muscab. Kenapa sudah minta dana untuk pengadaan baju pelantikan? Apalagi hal itu yang dijadikan bargaining atau tawar menawar untuk mau menghadiri Muscab. Ternyata ini biang keroknya. Sungguh sangat tidak bijak," ujar Arqam.
Lanjut, Arqam mengatakan karena.untuk memenuhi permintaan Ketua DPD APDESI Sulsel tersebut, teman-teman kepala desa di Selayar dibuat malu sampai-sampai diviralkan di media sosial bengkalaian kegiatan Muscabnya.
"Saya rasa gara-gara permintaan tersebut, dana yang diserahkan itu terpaksa dana kontribusi para Kepala Desa yang notabene untuk digunakan pada kegiatan Muscab ke-III DPC APDESI Selayar. Pantaslah dana pelaksanaan Muscab tidak cukup dan menyisakan bengkalaian," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPD APDESI Sulsel, Sri Rahayu Usmi, saat dikonfirmasi satulayar.com memberikan tanggapan terkait permintaan dana pengadaan baju pelantikan Pengurus DPC APDESI Selayar.
“Sampaikan ke yang memberi informasi, tolong diperjelas, setoran yang dimaksud itu apa? Untuk diketahui, biaya perjalanan saya pribadi saya tanggung sendiri,” ucap Ketua APDESI Sulsel, Sri Rahayu, kepada satulayar.com pada Jumat (4/7/2025) malam.
Dia menjelaskan bahwa permintaan dana tersebut bukan merupakan setoran kepada Ketua APDESI Sulsel, karena memang hal tersebut telah disepakati bersama sebelumnya.
“Ini kan sudah kita tahu dari awal, uang baju itu bukan setoran. Kalau dikatakan setoran, berarti uang yang diberikan tanpa ada barang, ya saya kembalikan. Ini intinya, Pak,” pungkasnya. (Tim).
Social Header