SATULAYAR.COM - Sejumlah kendaraan milik warga Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan mengalami kerusakan setelah mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertamax bercampur air di Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) Pertamina yang berlokasi di Desa Barugaiya, Kecamatan Bontomanai.
Salah seorang warga Selayar, Hesti, mengungkapkan bahwa mobilnya mengalami gangguan mesin usai dirinya bersama suaminya, Albar melakukan pengisian BBM di APMS tersebut. Ia bahkan harus merogoh kocek jutaan rupiah untuk mengongkosi perbaikan mobil yang mengalami kerusakan akibat
Dia pun menceritakan jika semuanya bermula saat mereka mendapat informasi jika APMS di Barugayya sudah melayani kembali pengisian BBM setelah beberapa hari sebelumnya tutup. Tiba di APMS, mereka pun ikut mengantri untuk melakukan pengisian BBM.
"Jadilah pak suami minta isi 200 ribuan, diisilah pake pompa pertama tapi baru terisi sekitar 80 ribuan distop, lanjut dipindahkan ke pompa kedua untuk 120-an," kata Hesti, pada Minggu (27/7/2025).
Usai melakukan pembayaran mereka melanjutkan perjalanan, namun baru berjarak sekitar kurang lebih 100 meter dari APMS, mesin mobil mulai pincang. Akhirnya, mereka berkesimpulan untuk membawa mobil tersebut ke bengkel. Usut punya usut, pihak bengkel menyatakan kerusakan diakibatkan oleh BBM yang berada di dalam tangki ternyata bercampur air.
"Kita bayar langsung lanjut jalan, awalnya amanlah dan tiba-tiba sekitar kurang lebih 100 meter mobil jalan tiba-tiba mobil mati, okelah pak suami hidupkan lagi, nyala tapi mobil jalannya sudah pincang. Pak suami lanjut jalan dengan keadaan mobil pincang-pincang langsung ke bengkel, dan ternyata gara-gara bensin tercampur air," ungkap Hesti.
Selain Hesti, kasus bahan bakar minyak (BBM) yang tercampur air ini pun dialami warga Selayar lainnya, Nur Aida. Dalam unggahan di media sosial facebook miliknya, ia membagikan pengalaman usai mengisi BBM di APMS Barugaiya.
"Bahayana Pertamina. La’paka panrak motor ta kodong. Riassi full tangki ternyata jeknek ja la punaiangki. (Pertamina membahayakan. Merusak motor, diisi full tangki tapi ternyata yang dimasukkan cuma air)," tulis Nur Aida dalam postingannya.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kepulauan Selayar, Muhammad Irfan, prihatian atas kejadian tersebut. Ia pun menilai mulai dari operator, pengawas SPBU, hingga pihak Pertamina tidak pernah melalukan kontrol pengisian tangki tanam BBM.
"Seharusnya ada clear tangki sebelum distribusi BBM. Karena saat BBM dalam tangki dan cuaca panas maka akan terjadi penguapan. Dan penguapan ini akan menjadi air. Ini yang terjadi di tangki-tangki APMS Selayar sehingga akan berakibat fatal bagi semua konsumen," ujar O'dang, kerap Muhammad Irfan disapa.
Pegawasan dan kontrol pengisian tangki tanam BBM, lanjut Irfan, sangat penting dilakukan untuk memastikan proses pengisian berjalan aman, efisien, dan sesuai standar yang berlaku sekaligus memantau volume pengisian dan memastikan tidak ada tumpahan atau kebocoran.
Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Pemkab Kepulauan Selayar, Mursalim menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan konfirmasi dengan pengelola APMS Barugaiya.
“Kami sudah dapat konfirmasi dari pihak APMS, kendaraan yang mengisi disitu akan diganti BBMnya. Besok saya akan kesana lagi untuk klarifikasi lebih lanjut,” ujar Mursalim, Sabtu (27/7/2025).
Namun, menurut Mursalim, korban BBM bercampur air tersebut menuntut ganti rugi atas kerusakan kendaraan mereka.
“Kami memahami tuntutan masyarakat karena kerugiannya bukan hanya BBM. Pemerintah akan terus mengawal penyelesaian kasus ini agar hak-hak konsumen tidak diabaikan dan ada pertanggungjawaban yang jelas dari pihak APMS,” tegas Mursalim
Kasus BBM bercampur air ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi warga selaku konsumen, tidak hanya terhadap kualitas BBM yang didistribusi dan dijual di Kepulauan Selayar, tetapi juga kurangnya kontrol dan pengawan dari operator, pengawas APMS/SPBU, hingga pihak Pertamina saat melakukan pengisian tangki tanam BBM di APMS yang berada di Kepulauan Selayar. (Tim).
Social Header